Review Buku Dilan : Dia adalah Dilanku Tahun 1990

Review Buku Dilan : Dia adalah Dilanku Tahun 1990

Jeniusreview - Jujur, saya sendiri sudah membaca buku novel Dilan : Dia adalah Dilanku Tahun 1990 sebelum novel ini menjadi booming setelah dibuat film.

Judul: Dilan: Dia Adalah Dilanku Tahun 1990
Penulis: Pidi Baiq
Penerbit: Pastel Books (Mizan Group)
Tebal: 348 halaman

Saya tidak ingin dicap latah atau ikut-ikutan. Maka dari itu saya jelaskan terlebih dahulu diparagraf pertama. Sebenarnya saya sendiri miris dengan mereka yang beli novelnya, lalu hanya mengambil gambar sampul novel Dilan lalu di upload ke media sosial tanpa membacanya terlebih dahulu. Hanya sekedar ingin pamer.
Milea 1
Bolehkah aku punya pendapat?
Ini tentang dia yang ada di bumi.
Ketika Tuhan menciptakan dirinya.
Kukira Dia ada maksud mau pamer.
(Dilan, Bandung 1990)

Lupakan curhatan saya tadi, ini adalah alasan mengapa saya tertarik dengan Novel tersebut sebelum filmnya dibuat dan menjadi terkenal :
  1. Masa remaja saya sendiri dihabiskan di awal tahun 2000an. Ya, masa-masa peralihan mode trend tahun 90an ke tahun milenuim 2000an. Jujur saya tidak terlalu tahu dengan kehidupan anak remaja tahun 90an. Tapi itulah yang membuat saya tertarik ketika tahun lalu buku ini ada di Toko Buku.
  2.  Sebelumnya saya pernah membaca buku karya Pidi Baiq yang lain yakni Drunken Monster. Buku tersebut sukses membuat saya tertawa geli saat membaca isinya. Nah, hal tersebut termasuk yang membuat saya tertarik dengan bukunya yang lain yakni Dilan.
  3. Saya sendiri hobi membaca. Apalagi membaca novel. Hampir semua Novel yang terbit dan sukses di layar kaca sudah pernah saya baca.
Setelah membaca buku tersebut, saya simpulkan bahwa buku tersebut bisa mengakibatkan efek samping berupa :
  1. Sering tertawa sendiri dan bisa dianggap gila oleh orang lain.
  2. Bisa membuat wanita mendadak ingin menjadi Blue Band (Margarin), meleleh hati para wanita jika mereka membayangkan menjadi Milea.

Didalam buku ini, Dilan membuktikan kepada semua orang bahwa romantis itu tidaklah harus melakukan makan berdua  dimalam hari dengan ditemani sebuah lilin. Tapi, bisa juga dengan menitipkan sebuah cokelat ke tukang koran atau dengan mengirimkan sebuah TTS yang sudah diisi agar Milea tidak usah pusing-pusing lagi.

Karakter Dilan menurut saya sangatlah unik. Para pembaca pasti tahu bahwa dia adalah salah satu anggota Genk motor. Tapi dirinya juga mempunyai kegemaran membaca buku sastra dan membuat puisi. Sungguh jauh berbeda dengan gambaran anggota Geng motor jaman sekarang.

Satu lagi yang unik dari Dilan, seorang siswa SMA yang pandai mencari celah kecil dihati wanita, jiwa romantisnya yang beda dengan yang lain, dengan membuat gombalan yang menurut saya sangat amat sangatlah Receehhhh dan terkesan membuat kita ilfill. Tapi itulah yang membuat para pembaca khususnya wanita,  Melellleeehhhh....


Novel ini menggunakan sudut pandang Milea. Bagaimana dia dibuat gemas sekaligus cemas oleh Dilan. Dan akhirnya perasaan tersebut berubah menjadi perasaan cinta yang dalam.
“Bersama Dilan, bumi menjadi tempat yang cocok untuk aku ingin tinggal selama-lamanya! Dan hidup jadi menarik untuk aku lebih dari apa pun. Aku tidak salah lagi, mencintainya secara permanen.” (Milea)
Secara garis besar, Novel tersebut menceritakan kisah cinta masa SMA. Tapi, novel tersebut justru mempunyai perbedaan dengan Novel remaja lainnya yang berisi kisah percintaan yang menye-menye lebay ala abg. Karena disini ada sosok Dilan yang unik, ngegemesin, lucu dan selalu bikin pembaca geregetan kayak lagunya Sherina Munaf.
“Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja.” (Dilan)
Kamu pasti Ngakak! setelah membaca kutipan Dilan diatas.

Jika sobat ingin mendapatkan buku novel tersebut, sobat bisa membelinya di toko buku terdekat. Tapi untuk kamu yang fakir atau pura-pura fakir (wkwkwkwk) kamu bisa mendapatkannya disini.


JUDUL : DILAN (DIA ADALAH DILANKU) TAHUN 1990
PENULIS : PIDI BAIQ
PENERBIT : MIZAN GROUP

"Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja." (DILAN 1990) 

"Milea, jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, nanti, besoknya, orang itu akan hilang." (DILAN 1991) 

"Cinta sejati adalah kenyamanan, kepercayaan, dan dukungan. Kalau kamu tidak setuju, aku tidak peduli." (MILEA) 

0 Response to "Review Buku Dilan : Dia adalah Dilanku Tahun 1990"